Selasa, 07 Juli 2009

Batam Human Trafficking




Masih ingat Tinhn Han Loai? Gadis Pengungsi Vietnam di Pulau Galang yang mati bunuh diri karena diperkosa oleh sesama pengungsi. Tinhn Han Loai adalah satu diantara korban yang mengisi daftar panjang kasus kejahatan di Kota Batam yang melibatkan perempuan sebagai korbannya. Sudah menjadi ketentuan Alloh SWT kalau diakhir zaman jumlah perempuan lebih banyak daripada laki-laki. Dan ironisnya karena banyaknya jumlah perempuan menjadikannya sasaran empuk penjahat untuk melakukan aksinya, demi mendapatkan keuntungan tanpa mengindahkan norma-norma. Dan salah satu tindak kejahatan terhadap perempuan yang menjadikan Indonesia sebagai sorotan dunia adalah Human Trafficking.


Human Traficking atau Perdagangan Manusia didefinisikan oleh Persyirakatan Bangsa-Bangsa (PBB) sebagai Perekrutan, pengiriman,pemindahan, penampungan, atau penerimaan seseorang, dengan ancaman, atau penggunaan kekerasan, atau bentuk-bentuk pemaksaan lain, penculikan, penipuan, kecurangan, penyalahgunaan kekuasaan atau posisi rentan, memberi atau menerima bayaran atau manfaat untuk memperoleh ijin dari orang yang mempunyai wewenang atas orang lain, untuk tujuan eksploitasi.

Apabila negara lain bisa berbangga dengan hasil ekspor Negaranya, seperti Jepang bangga menjadi pengekspor terbesar sepeda motor, atau Qatar menjadi pengekspor LNG, Indonesia harus berpuas hati menjadi salah satu negara terbesar yang mengekspor TKI-(Tenaga Kerja Indonesia)-nya. Dan pengiriman TKI inilah merupakan salah satu sumber terjadinya praktek Human Traficking .Kota Batam yang merupakan salah satu kota transit untuk ke negeri jiran, menjadikan kota ini rentan akan terjadinya Human Traficking.

Sudah ratusan atau mungkin ribuan cerita dibalik Human Traficking yang terjadi di kota Batam, baik yang diekspos media maupun yang masih tersembunyi rapi. Dan kota ini lah yang menjadi saksi pilu para korban Human Traficking, di posting yang akan datang akan saya kupas sedikit kisah pilu para korban.


Tidak ada satupun yang merupakan sebab khusus terjadinya trafiking manusia di Indonesia. Trafiking terjadi karena bermacam-macam kondisi serta persoalan yang berbeda-beda. Tetapi dapat disimpulkan beberapa faktor, antar lain:
1. Kurangnya pemahaman Agama, dan lemahnya iman.
2. Lemahnya kemampuan kepala keluarga (laki-laki) sebagai pencari nafkah, sehingga memaksa perempuan untuk menggantikan peran laki-laki.
3. Kurangnya kesadaran ketika mencari pekerjaan dengan tidak mengetahui bahaya trafiking dan cara-cara yang dipakai untuk menipu atau menjebak korban.
4. Kemiskinan telah memaksa banyak orang untuk mencari pekerjaan ke mana saja,
tanpa melihat risiko dari pekerjaan tersebut
5. Kultur/budaya yang menempatkan posisi perempuan yang lemah dan juga posisi anak yang harus menuruti kehendak orang tua dan juga perkawinan dini, diyakini menjadi salah satu pemicu trafiking. Biasanya korban terpaksa harus pergi mencari pekerjaan sampai ke luar negeri atau ke luar daerah, karena tuntutan keluarga atau orangtua
6. Lemahnya pencatatan /dokumentasi kelahiran anak atau penduduk sehingga sangat mudah untuk memalsukan data identitas
7. Lemahnya oknum-oknum aparat penegak hukum dan pihak-pihak terkait dalam melakukan pengawalan terhadap indikasi kasus-kasus Traficking.

Dengan ini saya himbau kepada Anda, agar untuk membuka mata dan berperan aktif dalam mencegah terjadinya praktek Human Traficking disekitar kita. Lihat dengar dan Laporkan!

Ada baiknya Anda membuka situs ini www.gugustugastrafficking.org, untuk mendapatkan berita tentang Human Traficking.


*Artikel ini diambil dari berbagai sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar